Berkenalan dengan Skala Likert , Si Andalan dalam Kuesioner

Skala merupakan suatu sarana yang digunakan dalam proses evaluasi penelitian. Pengertian skala sendiri bervariasi, tergantung konteks penggunaannya. Pada penelitian dengan kuesioner, salah satu skala psikometrik yang sering digunakan adalah skala Likert. Skala ini dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu program atau kegiatan. Skala Likert diaplikasikan ketika seseorang ingin menggambarkan posisi relatif individu dalam suatu kelompok secara kasar, membandingkan skor subjek penelitian dengan kelompok normatif yang ada, dan menyusun skala pengukuran sederhana serta mudah dipahami.

Skala Likert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert di tahun 1931 untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang maupun sekelompok orang terkait dengan gejala atau fenomena tertentu. Skala ini banyak dimanfaatkan untuk menilai keberhasilan dari sebuah kebijakan maupun program, menilai manfaat, serta mengetahui tingkat kepuasan pihak-pihak terkait terhadap pelaksanaan suatu program. Skala Likert juga digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan individu terhadap sesuatu rencana, pelaksanaan, ataupun tingkat keberhasilan sebuah program.

skala likert

Terdapat dua bentuk pernyataan dalam skala Likert, yakni pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif berfungsi untuk mengukur berbagai sikap yang bernilai positif, begitu pula sebaliknya. Terdapat beberapa pilihan untuk setiap pernyataan yang dimulai dari skor bernilai 1 untuk sangat tidak setuju (STS), 2 untuk tanggapan tidak setuju (TS), 3 untuk tanggapan ragu-ragu (R), 4 untuk tanggapan setuju (S), dan 5 untuk tanggapan sangat setuju (SS). Hal tersebut berlaku juga untuk pernyataan negatif, namun skor penilaiannya berlaku sebaliknya. Dimulai dari nilai 1 untuk tanggapan sangat setuju (SS), 2 untuk tanggapan setuju (S), 3 untuk tanggapan ragu-ragu (R), 4 untuk tanggapan tidak setuju (TS), dan 5 untuk tanggapan sangat tidak setuju (STS).

Langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan skala Likert dalam kuesioner pertama-tama peneliti perlu mengumpulkan item-item pertanyaan yang relevan dengan permasalahan penelitian. Item-item ini terdiri dari hal-hal yang disukai dan tidak disukai. Lalu item-item tersebut dicobakan terlebih dulu pada sekelompok responden representatif dari populasi yang ingin diteliti. Respon dari responden representatif tersebut dianalisis guna mengetahui item-item mana saja yang memiliki batasan nyata antara skor tinggi dan skor rendah di dalam skala total. Item-item yang sudah diseleksi kemudian diujikan kepada responden sesungguhnya, dilanjutkan dengan uji validitas dan reabilitas hingga diperoleh skor akhir.

Mudah untuk dibuat serta diterapkan merupakan kelebihan skala Likert yang membuat skala ini banyak diaplikasikan. Peneliti juga bebas memasukkan beragam pertanyaan sesuai konteks permasalahan. Jawabannya pun bisa dibuat berupa alternatif dengan jangka responsi yang lebih besar, sehingga semakin memperjelas pendapat responden tentang isu yang dipermasalahkan.

Meski sering digunakan, skala Likert juga memiliki kekurangan. Skala ini menggunakan pengukuran ordinal, sehingga hanya bisa mengurutkan individu dalam skala, namun tidak bisa membandingkan tingkat perbandingan atau seberapa besar suatu individu lebih baik dibanding individu lainnya.