Ini Penjelasan Kenapa Gunung Berapi Bisa Meletus

semeru meletus lagi

Indonesia adalah Negara yang memiliki serangkaian jumlah gunung berapi aktif. Ini karena Indonesia terletak di ring of fire. Beberapa gunung api aktif diantaranya adalah Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Sinabung dan banyak lagi yang lainnya. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi hingga gunung berapi erupsi atau meletus?

Penyebab Gunung Meletus

Ketika bagian dari mantel atas atau kerak bumi yang lebih rendah meleleh, magma terbentuk. Gunung berapi pada dasarnya adalah bukaan atau ventilasi tempat keluarnya magma dan gas terlarut yang dikandungnya. Meskipun ada beberapa faktor yang memicu letusan gunung berapi, ada tiga hal yang utama: daya apung magma, tekanan dari gas-gas yang keluar di dalam magma dan injeksi kumpulan magma baru ke dalam dapur magma yang sudah terisi.

Berikut ini adalah deskripsi singkat dari proses-proses tersebut.

Saat batuan di dalam bumi meleleh, massanya tetap sama sementara volumenya bertambah—menghasilkan lelehan yang kurang padat dibandingkan batuan di sekitarnya. Magma yang lebih ringan ini kemudian naik ke permukaan karena daya apungnya. Jika densitas magma antara zona pembangkitan dan permukaannya lebih kecil dibandingkan densitas batuan di sekitarnya dan di atasnya, magma mencapai permukaan dan meletus.

Magma yang disebut komposisi andesitik dan riolitik juga mengandung volatil terlarut seperti air, sulfur dioksida, dan karbon dioksida. Eksperimen telah menunjukkan bahwa jumlah gas terlarut dalam magma (kelarutannya) pada tekanan atmosfer adalah nol, tetapi meningkat dengan meningkatnya tekanan.

Misalnya, dalam magma andesit yang jenuh air dan enam kilometer di bawah permukaan, sekitar 5 persen beratnya adalah air terlarut. Saat magma ini bergerak ke permukaan, kelarutan air di dalam magma berkurang, sehingga kelebihan air terpisah dari magma dalam bentuk gelembung. Saat magma bergerak lebih dekat ke permukaan, semakin banyak air yang keluar dari magma, sehingga meningkatkan rasio gas/magma di saluran. Ketika volume gelembung mencapai sekitar 75 persen, magma hancur menjadi piroklas (sebagian berupa fragmen cair dan padat) dan meletus secara eksplosif.

Proses ketiga yang menyebabkan letusan gunung berapi adalah injeksi magma baru ke dalam ruang yang sudah diisi dengan magma dengan komposisi yang sama atau berbeda. Injeksi ini memaksa sebagian magma di dalam bilik bergerak ke atas di saluran dan meletus di permukaan.

Meskipun ahli vulkanologi sangat menyadari ketiga proses ini, mereka belum dapat memprediksi letusan gunung berapi. Tapi mereka telah membuat kemajuan signifikan dalam memperkirakan letusan gunung berapi. Perkiraan melibatkan kemungkinan karakter dan waktu letusan di gunung berapi yang dipantau. Karakter letusan didasarkan pada catatan prasejarah dan sejarah gunung berapi yang bersangkutan dan produk vulkaniknya. Misalnya, gunung berapi yang meletus dengan hebat yang menghasilkan hujan abu, aliran abu, dan aliran lumpur vulkanik (atau lahar) kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama di masa depan.

Beberapa letusan gunung berapi bersifat eksplosif dan yang lainnya tidak. Daya ledak letusan tergantung pada komposisi magma. Jika magma tersebut encer, maka ia tidak akan meletus karena gas di, ia mengalir keluar dari gunung berapi. Contoh letusannya seperti yang terjadi di gunung berapi Hawaii. Aliran lahar jarang membunuh orang karena bergerak cukup lambat sehingga orang bisa menyingkir.

Jika magma kental dan lengket, gas tidak dapat keluar dengan mudah. Tekanan menumpuk sampai gas keluar dengan keras dan meledak. Contohnya adalah letusan Gunung Semeru di Lumajang. Pada tipe letusan ini, magma menyembur ke udara dan pecah berkeping-keping yang disebut tephra. Ukuran Tefra sangat bervariasi mulai dari partikel kecil  seperti abu hingga batu besar seukuran rumah.

Letusan gunung berapi eksplosif bisa berbahaya dan mematikan. Letusan menyemburkan awan Tefra panas dari sisi atau puncak gunung berapi. Awan panas ini bergerak menuruni lereng gunung menghancurkan hampir semua yang ada di jalurnya.

semeru meletus

Abu yang menyembur ke langit jatuh kembali ke Bumi seperti salju. Jika cukup tebal, selimut abu dapat mematikan tumbuhan, hewan, dan manusia. Ketika material vulkanik panas bercampur dengan air, aliran lumpur terbentuk yang juga dapat merusak apa yang dilaluinya. Dan semburan lahar dapat telah mengubur apa saja yang terletak di dekat gunung berapi yang meletus.