Jenis Jenis Jamur Fungi Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, Deuteromycotina, Liken, dan Mikoriza

Jenis Jenis Jamur Fungi Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, Deuteromycotina, Liken, dan Mikoriza – Keluhan akan keputihan (pek-tay) sering melanda kaum wanita, hal ini timbul karena kebiasaan kurang menjaga kebersihan, sehingga menyebabkan jamur Candida albican tumbuh dan menyebabkan keputihan. Candida albican merupakan salah satu contoh jenis jamur yang merugikan manusia. Masih banyak jenis-jenis jamur lainnya. Bagaimanakah keberadaan mereka? Apakah semua merugikan?.

Zygomycotina

Jamur memiliki ciri-ciri, antara lain:

  1. Tubuh bersel satu atau banyak.
  2. Tidak berklorofil, bersifat parasit atau saprofit.
  3. Dinding sel dari zat kitin.
  4. Tubuh terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa.
  5. Hifa bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.
  6. Keturunan diploid singkat.
  7. Reproduksi secara aseksual dengan pembentukan spora-spora. Jamur yang hidup di air pada umumnya dengan spora-spora yang berbulu cambuk, jamur yang hidup di daratan spora-spora ada yang dibentuk di dalam sel-sel khusus (misalnya pada asci) berupa endospora atau ada yang di luar, yaitu pada basidium sehingga disebut eksospora.
  8. Tumbuhan jamur merupakan generasi haploid (n).

Zygomycotina

Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies. Contoh Zygomycotina yang terkenal adalah Rhizopus oryzae. Jamur ini biasa dipergunakan untuk membuat tempe dan merupakan jamur hitam yang biasa tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini, antara lain Mucor sp. dan Pilobolus sp. Siklus hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada roti, memperlihatkan siklus seksual dan aseksual Zygomycota. Hifa haploid dari Zygomycota tampak serupa, tetapi sebenarnya memiliki cara perkawinan yang berbeda.

Ciri-ciri Zygomycotina

Zigomycotina memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
  2. Dinding sel tersusun dari kitin.
  3. Reproduksi aseksual dan seksual.
  4. Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid. Contoh: Rhizopus oligoporus (jamur tempe), Rhizopus nigricans.

Reproduksi Zygomycotina

Aseksual

  • Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora.
  • Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru
  • Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.
  • Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon.
  • Sporangium menghasilkan spora baru.

Seksual

  • Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa – dan hifa + bersentuhan.
  • Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid.
  • Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid.
  • Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium.
  • Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.

Ascomycotina

Ciri-ciri Ascomycotina

Ascomycotina memiliki ciri-ciri, antara lain:

  1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
  2. Bersel satu atau bersel banyak.
  3. Beberapa jenis Ascomycotina dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
  4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
  5. Dinding sel dari zat kitin.
  6. Reproduksi seksual dan aseksual. Contoh: a. Sacharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti. b. Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin. c. Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin. d. Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom. e. Neurospora crassa, untuk penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.

Reproduksi Ascomycotina

Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).

Aseksual

  • Bersel Satu (Uniselluler) Dengan membentuk tunas, misalnya pada Sacharomyces cereviceae.
  • Bersel Banyak (Multiseluler) Dengan konidia (konidiospora), misalnya pada Penicillium. Konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai berjumlah empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa tersebut disebut konidiofor.

Seksual

  • Bersel satu. Konjugasi antara dua gametangia (misalnya dua sel Sacharomyces, berfungsi sebagai gametangia), menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot membesar menjadi askus. Di dalam askus terbentuk delapan askospora yang tersusun dalam dua jalur atau satu jalur. Di dalam askus terjadi meiosis dan terbentuk empat askospora haploid (n).
  • Bersel banyak. a) Hifa membentuk antheridium dan askogonium (oogonium). b) Askogonium membentuk tonjolan yang disebut trikogen yang menghubungkan antara askogonium dan antheridium. c) Inti-inti askogonium berpasangan dan inti tersebut membelah membentuk hifa yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion= hifa berinti dua). d) Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk miselium yang akan membentuk badan buah. e) Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk askus. f) Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan pembelahan meiosis, sehingga terbentuk askospora yang haploid.

Asidiomycotina

Ciri-ciri Basidiomycotina

Basidiomycotina memiliki ciri-ciri, antara lain:

  1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
  2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
  3. Reproduksi secara seksual dan aseksual
  4. Miselium ada 3 macam, yaitu: 1) Miselium primer, yaitu miselium yang sel-selnya berinti satu hasil pertumbuhan basidiospora. 2) Miselium sekunder, yaitu miselium yang sel-selnya berinti dua. 3) Miselium tersier, yaitu miselium yang terdiri atas miselium sekunder yang terhimpun membentuk jaringan yang teratur pada pembentukan basidiokarp dan basidiofor yang menghasilkan basidiospora. Contoh: a. Volvariella volvacea (jamur merang), enak dimakan. b. Auricularia politricha (jamur kuping), enak dimakan. c. Amanita caesarina, enak dimakan. d. Amanita verma, beracun. e. Ganoderma applanatum (jamur kayu). f. Puccinia graminis, parasit pada Gramineae. g. Puccinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah. h. Phakospora pachyrhizi, parasit pada tanaman kedelai.

Reproduksi Basidiomycotina

Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).

Aseksual

Dengan membentuk spora vegetatif berupa konidia atau dengan fragmentasi.

Seksual

  • Spora berinti haploid + dan haploid – tumbuh menjadi hifa + dan hifa –.
  • Hifa + dan hifa – akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
  • Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh buah (basidiokarp).
  • Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium) dan dua inti haploid menjadi satu inti diploid.
  • Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium membentuk 4 tonjolan dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora disebut basidiospora.
  • Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa.

Deuteromycotina

Ciri-ciri Deuteromycotina

  1. Hifa bersekat dan dinding sel tersusun dari bahan kitin.
  2. Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya (jamur tidak sempurna atau imperfekti).
  3. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
  4. Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya.

Contoh:

  1. Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
  2. Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
  3. Melazasia fur-fur, penyebab panu.
  4. Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
  5. Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
  6. Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala.

Lumut Kerak (Liken)/Lichenes

Lumut kerak mempunyai ciri-ciri,antara lain:

  1. Terdiri dari dua organisme yang bersimbiosis, yaitu dari Ascomycotina dan Basidiomycotina dengan alga biru atau alga hijau.
  2. Habitat lumut kerak biasanya pada pohon, di tanah, batu karang. Sebagai pelopor kehidupan, lumut kerak dapat tumbuh pada substrat tempat tumbuhan lain tidak dapat hidup. Susunan thalus alga terdiri komponen thalus. Apabila banyak polusi udara maka Lichen tidak ada.
  3. Bentuk tubuh berupa talus yang tipis, pada irisan melintang talus terlihat bagian luar berupa miselium yang kompak dan bagian dalam berupa hifa yang tidak kompak dan di antaranya terdapat kelompok alga.
  4. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi atau soredium (beberapa sel ganggang yang terbungkus oleh hifa jamur). Secara seksual terjadi pada masing-masing anggota simbiosis (simbion). Contoh: Physcia, Parmelia, Usnea sp

Manfaat lumut kerak, antara lain:

  1. Sebagai tumbuhan perintis yang sangat membantu dalam proses pelapukan batuan.
  2. Di bidang industri sebagai bahan penyamak kulit, bahan pewarna, dan bahan kosmetik.
  3. Menyerap sulfur dioksida yang merupakan komponen pencemaran udara, sehingga liken dapat dijadikan petunjuk adanya polusi udara.

Mikoriza

Merupakan jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Jamur yang membentuk mikoriza berasal dari golongan Zygomycotina, Ascomycotina, atau Basidiomycotina. Mikoriza dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

  1. Ektomikoriza, hifa tidak menembus ke dalam akar (korteks) hanya sampai epidermis, contoh ektomikoriza pada pinus.

Tags:

macam macam fungi, jenis jenis fungi, jenis fungi, zygomycotina, hifa bersekat inti dikarion, jenis jenis jamur, jamur ascomycotina, macam fungi