Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah – Iman kepada kitab-kitab suci Allah adalah membenarkan dengan pembenaran pasti (ta diq al-jāzim) kitab-kitab suci yang diturunkan kepada para utusan Allah Swt.  Iman kepada kitab-kitab suci Allah termasuk rukun iman.  Allah Swt berfirman:  “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya,(An Nisa 4:136).

imam kepada kitab allah

“Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. [QS Al-Baqarah (2):4]

Imam kepada kitab-kitab suci Allah dibagi menjadi dua macam:

  1. Iman kepada kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yakni Al-Qur’an.
  2. Iman kepada kitab suci yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad Saw.

Iman Kepada Al Quran

Al Quran adalah kitab suci berbahasa Arab yang diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad  Saw.  AlQur’an bukanlah kreasi atau buah karya Nabi Muhammad Dalil yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan Kalamullah (wahyu Allah) adalah dalil ‘aqliy. Adapun buktibukti ‘aqli yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah:

  1. Al-Qur’an menantang orang Arab untuk membuat semisal dengan Al-Qur’an, tapi, tidak ada seorangpun hingga sekarang mampu membuat satu ayat yang sepadan dengan Al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukanlah hasil karya dari orang Arab, termasuk di dalamnya Nabi Muhammad Saw.
  2. Jika ada orang Arab bisa membuat satu ayat yang sepadan atau lebih indah daripada Al-Qur’an, niscaya hal itu akan diketahui oleh khayalak ramai dan banyak orang yang belajar sastera kepada orang tersebut. Namun, dari data sejarah mutawatir, tidak ada satupun ahli syair yang mampu membuat ayat yang sepadan atau lebih hebat daripada Al-Qur’an.
  3. Kalam dan tulisan manusia selalu mengalami perkembangan seiring dengan perjalanan waktu, dari fasih menjadi tidak fasih. Sedangkan gaya pengungkapan Al-Qur’an memiliki gaya yang sama-sama indah, baik ayat yang pertama turun maupun yang terakhir turun.
  4. Muhammad dikenal sebagai Nabi yang ummi, tidak pernah belajar membaca dan menulis, sehingga tak mungkin membuat karya yang melebihi para ahli syair. Padahal, tak seorang pun ahli syair Arab yang mampu membuat sebait syair yang lebih indah atau sepadan dengan Al-Qur’an.  Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an bukanlah buatan Nabi Muhammad  Saw.
  5. Gaya penuturan hadis berbeda dengan penuturan Al-Qur’an.
  6. Di dalam Al-Qur’an ada ayat-ayat yang bisa mengancam keselamatan dan kredibilitas Nabi Muhammad Saw sebagai nabi [Lihat QS 69:4 4-46]; [18: 23-24]; [19: 64]
  7. Turunnya ayat yang bisa menghalang-halangi kebenaran kenabian dan kerasulannya. [QS Al-Lahab (111): 1-5]. Ayat ini berbicara tentang keadaan Abu Lahab. Al-Qur’an menyatakan bahwa Abu Lahab akan dimasukkan ke dalam neraka, kekal di dalamnya. Padahal, saat itu, Abu Lahab mungkin saja masuk ke dalam agama Islam.  Jika Abu Lahab masuk ke dalam agama Islam, niscaya gugurlah kebenaran ayat tersebut.  Namun, kenyataannya Abu Lahab memang benar-benar tidak pernah masuk ke dalam agama Islam. Kenyataan ini menunjukkan bahwa ayat tersebut berasal dari Zat Yang Maha Tahu, yaitu Allah Swt.
  8. Kebenaran prediksi-prediksi Al-Qur’an. [QS Ar-R m (30): 2-4]. Al-Qur’an telah menjelaskan kekalahan bangsa Romawi oleh bangsa Persia. Selanjutnya, bangsa Persia dikalahkan oleh bangsa Romawi.  Tidak hanya itu saja, Al-Qur’an juga menjelaskan kapan kekalahan itu terjadi.  Prediksi ini ternyata benarbenar akurat.
  9. Al-Qur’an berbicara tentang sains yang kebenarannya teruji secara ilmiah. Al-Qur’an menerangkan kosmos yang terus mengembang (expanding universe) [QS (51): 47]; Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan cahaya bulan adalah pantulan dari matahari [QS (10): 5]; pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisan yang berasal dari perut bumi, dan bergeraknya gunung seperti pergerakan awan.[QS (27): 88]; peristiwa fotosintesa yang melibatkan klorofil (zat hijau daun). [QS (36): 80]; manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan setelah fertilisasi (pembuahan) berdempet di dinding rahim [QS. (86):6]; bumi yang dihamparkan, dan dibuat seperti telur (tidak bulat penuh). [QS (79): 30]

Bukti-bukti di atas menunjukkan bahwa Al-Qur’an benar-benar berasal dari Allah Swt, bukan berasal dari ucapan atau kreasi Nabi Muhammad  Saw.

Keistimewaan Al-Qur’an dibandingkan kitab-kitab sebelumnya adalah; Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah kepada umat manusia.  Tidak ada lagi kitab suci, atau risalah setelah turunnya Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah penyempurna sekaligus penguji kebenaran dari kitab-kitab suci sebelumnya.  Pasalnya,  Allah Swt telah berjanji untuk menjaga Al-Qur’an dari kerusakan dan

  penyimpangan.  Kemurnian dan kesucian Al-Qur’an tetap terpelihara hingga hari kiamat.  Ini berbeda dengan kitab-kitab sebelumnya.  Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an telah mengalami kerusakan dan penyimpangan. Akibatnya, umat akhir zaman tidak mengetahui mana yang otentik dan mana yang telah dipalsukan.  Al-Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan sekaligus batu ujian bagi kitab-kitab sebelumnya.

Pemeliharaan Al-Qur’an oleh Allah Swt disebut di dalam firmanNya: “Sesungguhnya, Kamilah yang menurunkan AlQur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. [QS Al-Hijr (15): 9]. Al-Qur’an menjelaskan seluruh aspek kehidupan dan ketentuannya diberlakukan untuk seluruh umat manusia.  Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an hanya menjelaskan sebagian aspek dari kehidupan manusia. Selain itu, kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an juga diperuntukkan bagi bangsa atau kaum tertentu.[pi]