Sejarah Alat Timbang di Indonesia

Sejarah Alat Timbang di Indonesia

Berat merupakan salah satu besaran turunan yang menggambarkan bobot suatu benda. Dalam kehidupan sehari-hari, istilah berat terkadang masih disamakan dengan istilah massa. Padahal sejatinya kedua besaran tersebut memiliki unsur-unsur penyusun yang berbeda. Meski sama-sama memberikan gambaran mengenai bobot, berat dipengaruhi oleh gaya gravitasi disuatu tempat, sedangkan massa tidak demikian. Secara fisika, berat memiliki satuan ukuran Joule (J), sementara massa diukur dalam satuan kilogram (kg).

Berbicara mengenai bobot, timbangan merupakan alat ukur yang digunakan mengukur berat atau massa suatu benda. Terdapat berbagai jenis timbangan yang bisa digunakan, sesuai dengan tujuan penimbangannya. Ada timbangan dengan skala besar untuk mengukur berat yang tidak terlalu spesifik seperti timbangan bobot tubuh, timbangan skala kecil untuk mengukur benda-benda dengan ketelitian sedang hingga tinggi, dan timbangan digital yang memiliki keakuratan yang sangat detail.

sejarah timbangan

Timbangan ternyata juga memiliki sisi filososfis yang kemudian banyak dimanifestasikan di berbagai kebudayaan, salah satunya dalam mitologi Yunani. Dikisahkan bahwa dewi keadilan atau Themis dilukiskan sebagai sosok wanita yang matanya tertutup kain, dengan tangan kiri memegang timbangan sedangkan tangan kanan memegang pedang. Gambaran ini memiliki makna bahwa hukum akan selalu ditegakkan tanpa pandang bulu. Selain itu, timbangan juga menjadi simbol bagi bintang Libra dalam horoskop Yunani.

Timbangan merupakan produk-produk yang banyak digunakan saat ini. Namun siapa sangka jika jauh di masa sebelumnya, timbangan mengalami perkembangan yang cukup panjang. Manusia telah mencoba untuk membuat alat ukur atau timbang sejak zaman dahulu. Data tertua yang ditemukan ada pada sebuah gambar di lembaran kertas Papirus Mesir Kuno berisi ilustrasi suatu alat timbang sederhana. Prinsipnya mirip dengan timbangan emas saat ini yang disebut dengan Traju.

alat timbang kuno

Di Indonesia sendiri, timbangan telah digunakan sejak zaman Hindu Buddha. Hal ini dibuktikan dengan relief yang terpahat di Candi Borobudur. Timbangan pada masa imperialisasi Belanda diatur produksi dan pembuatannya oleh pemerintahan JP Coen tahun di 1621. Alat ukur ini saat itu disebut dengan Daatse atau Dacing. Dahulu, para Mayor atau pemuka bangsa Cina yang tinggal di Batavia merupakan pembuat timbangan yang banyak mendatangkan alat-alat Cina dengan bahan utama kayu hitam. Barulah pada tahun 1923, alat ukur ini diperbaharui dengan datangnya timbangan-timbangan produksi Eropa. Bentuk dan kegunaannya pun lebih bervariasi.

Timbangan merupakan alat ukur penting yang keberadaannya telah memberikan manfaat yang luar biasa. Sejak awal penemuannya, timbangan juga terus mengalami pengembangan dan penyempurnaan guna mengikuti kebutuhan pasar serta mengikuti kemajuan zaman. Berbagai hal saat ini pun bisa diukur bobotnya dengan menggunakan timbangan, mulai dari yang paling sederhana hingga yang ketelitiannya sangat tinggi. Baik yang bobotnya hingga berton-ton maupun yang sangat ringan bahkan seukuran mikrogram.

admin