Perkembangan Nasionalisme Indonesia

Perkembangan Nasionalisme Indonesia – Semenjak ide-ide perubahan dan nasionalisme mulai masuk ke Indonesia, ada perubahan di dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat. Perubahan itu antara lain mencakup strategi, pemimpin pergerakan, dan cakupan wilayah gerakan. Perlawanan terhadap kolonialisme tidak lagi ditempuh melalui perjuangan bersenjata tetapi menggunakan organisasi atau perkumpulan yang dipimpin oleh kelompok bangsawan terpelajar dengan cakupan wilayah yang lintas etnis dan budaya. Salah satu faktor yang mampu mempersatukannya adalah adanya kesadaran nasional.

Kesadaran itu mulai bangkit setelah periode politik etis diterapkan di Indonesia. Periode ini ditandai oleh munculnya priayi baru yang menempatkan pendidikan sebagai kunci perubahan masyarakat. Oleh karena itu, tidak aneh apabila banyak organisasi pergerakan yang menempatkan pendidikan sebagai tujuan gerakan. Berikut adalah gerakan yang muncul setelah kesadaran nasional mulai muncul di Indonesia.

perkembangan nasionalisme indonesia

Budi Utomo

Tokoh utama dari organisasi ini adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa pelajar School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) Jakarta di bawah pimpinan Sutomo. Tujuan pendiriannya adalah untuk de harmonische ontwikkeling van land en volk van Java en Madura atau kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa Jawa dan Madura. Terlihat bahwa ”bangsa” yang dimaksud masih dalam lingkup Jawa dan Madura belum meliputi seluruh Indonesia. Ini memang bisa dimengerti karena setiap bentuk gerakan selalu tergantung dari cakrawala berpikir dari para tokoh penggeraknya. Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa Budi Utomo adalah renaisans atau kebangkitan kembali kebudayaan Jawa. Ada beberapa reaksi yang muncul setelah organisasi ini berdiri, antara lain sebagai berikut.

  1.  Golongan priayi aristokrat Jawa merasa khawatir akan terganggu eksistensinya karena daya dobrak para priayi terpelajar melebihi etnis Jawa.
  2. Pemerintah kolonial Belanda mulai merasa terganggu karena para pemimpin pergerakan itu tidak bisa lagi dibohongi atau diadu domba seperti waktu perlawanan bersenjata dahulu.
  3. Para pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah dan perguruan mulai mengikuti jejak dengan membentuk organisasi pergerakan.

Meskipun mendapat beragam reaksi, Budi Utomo mampu berkembang ke berbagai daerah dan membuka cabang di kota-kota besar di Jawa seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung. Bahkan anggotanya bisa mencapai 10.000 orang dari berbagai daerah. Dalam perkembangannya, organisasi ini tidak bisa menghadapi kuatnya dominasi priayi tua yang cenderung takut dengan perubahan. Dalam kongres pertama tanggal 3–5 Oktober 1908 di Yogyakarta, kelompok muda yang revolusioner tersingkir dan Budi Utomo hanya terfokus pada budaya Jawa saja. Kelompok muda akhirnya membentuk organisasi baru seperti Jong Ambon, Jongm Celebes, Jong Minahasa, sementara Budi Utomo menjadi badan berkekuatan hukum setelah mendapat pengakuan dari pemerintah kolonial karena dianggap tidak berbahaya.

Sarekat Islam

Organisasi ini mulanya merupakan perkumpulan para pedagang muslim yang dirintis oleh H. Samanhudi dan R.M. Tirtoadisuryo tahun 1909. Tujuannya untuk melindungi hakhak para pedagang muslim dari monopoli pedagang-pedagang besar Cina. Pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk menghimpun pedagang muslim agar mampu bersaing dengan pedagang dari Arab, India, dan Cina. Tujuan gerakannya adalah meningkatkan perekonomian anggotanya. Organisasi ini kemudian berkembang ke arah politik setelah dipegang oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan berganti nama menjadi Sarekat Islam. Penindasan-penindasan yang dilakukanoleh pemerintah kolonial tidak luput dari perjuangan organisasi ini, apalagi jumlah anggotanya sangat besar. Tujuan gerakan ini antara lain memajukan rakyat dengan cara persaudaraan dan tolong-menolong sesama muslim. Pemerintah akhirnya memberikan kekuatan hukum tahun 1916, sehingga SI bisa mengirimkan anggotanya ke Volksraad.

Sarekat Islam berubah lebih radikal setelah disusupi paham sosialis yang dibawa oleh Sneevliet (pendiri Indische Sosialistische Demokratische Vereeniging atau ISDV). Selain menyebarkan paham sosialis juga terang-terangan menentang kebijakan Tjokroaminoto. Akhirnya, organisasi ini pecah menjadi dua, yaitu SI Putih di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto (Islam) dan SI Merah di bawah Semaun (Sosialis Komunis).

Indische Partij

Inilah organisasi kaum Indo pertama yang menanamkan kesadaran kebangsaan Indonesia. Organisasi yang dirintis oleh Douwes Dekker, bertujuan menghapuskan kolonialisme dan eksploitasi Belanda atas rakyat Hindia Belanda. Pada tahun 1912, ia mengajak Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo untuk mengembangkan organisasi. Sebagai organisasi yang berhaluan nasionalis, anggotanya berlatar belakang lintas etnis dan budaya. Oleh karena itu, semboyan organisasi ini adalah Hindia untuk bangsa Hindia. Indische Partij adalah partai politik pertama yang terang-terangan menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat Belanda memperingati 100 tahun kemerdekaannya dari Prancis, Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang berjudul Als Ik een Nederlander was atau Seandainya Saya Seorang Belanda. Tulisan ini berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda atas rencana pengumpulan dana bagi peringatan tersebut. Akhirnya, pada tahun 1913 Indische Partij dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan para tokohnya menyebar ke berbagai organisasi.

Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang bertujuan memurnikan pelaksanaan ajaran agama Islam. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Gerak dakwah organisasi ini adalah memajukan pengajaran dan kesejahteraan para anggotanya dengan cara mendirikan sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan. Pada tahun 1914, organisasi ini mendapat pengakuan dari pemerintah dan mendapat sambutan dari rakyat.

Dalam waktu yang singkat, Muhammadiyah mampu mendirikan cabangnya di Padang, Makassar, Bandung, Jakarta, dan kotakota besar di Indonesia. Jumlah anggotanya pun juga dengan cepat

Perhimpunan Indonesia

Organisasi inilah sesungguhnya yang meletakkan dasar-dasar nasionalisme Indonesia. Semula, organisasi yang berdiri tahun 1908 ini bernama Indische Vereeniging, bersifat moderat. Kedatangan para tokoh eks Indische Partij ke Belanda tahun 1913 mampu memompa semangat para mahasiswa Indonesia di Belanda. Iwa Kusumasumantri menjadi ketua dan menyatakan tiga prinsip organisasi. Pertama, Indonesia menentukan nasibnya sendiri. Kedua, kemampuan dan kekuatan sendiri. Ketiga, persatuan dalam menghadapi Belanda. Pada tahun 1925, berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dan semakin aktif di dalam menghadapi kolonialisme, antara lain dengan mengikuti Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional di Paris tahun 1926. Pada tahun 1927, PI menghadiri Liga Antikolonial di Brussels. Nazir Datuk Pamuntjak menyampaikan pidato berjudul Indonesia en der Vrijheidstrijd.

Pada tahun 1925, PI mengeluarkan manifesto politik yang isinya sebagai berikut. Pertama, kesatuan nasional yaitu untuk mendirikan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu maka segala perbedaan etnis primordial harus ditiadakan. Kedua, solidaritas yaitu menyamakan persepsi dan menghilangkan perbedaan untuk menghadapi kolonialisme. Ketiga, nonkooperasi yaitu kesadaran bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah sukarela tetapi harus dicapai dengan perjuangan. Keempat, swasembada yaitu mengandalkan kekuatan sendiri untuk membangun kehidupan bangsa agar sejajar dengan bangsa kolonial. Keempat ideologi tersebut mampu membuka jalan bagi lahir dan berkembangnya nasionalisme Indonesia. Apalagi para mahasiswa kita di negeri Belanda juga mengetahui adanya Wilson 14 point yang antara lain berisi kemerdekaan untuk menentukan nasib bangsa sendiri.

Partai Nasional Indonesia

Tokoh utama partai ini adalah Ir. Soekarno. Organisasi ini didirikan tanggal 4 Juli 1927 oleh para mahasiswa yang sedang melaksanakan studi di Bandung dan semakin populer setelah PKI dilarang oleh pemerintah. Tujuan gerakannya adalah kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu sifatnya radikal. Salah satu metode yang diterapkan oleh partai ini adalah rapat-rapat akbar. Dengan cara ini maka rakyat bisa mengikuti pendidikan politik secara langsung dari para pemimpinnya.

Akibat perlawanannya dengan pemerintah, banyak para tokohnya yang ditangkap oleh pemerintah dan dipenjara atau dibuang ke berbagai daerah. Dalam pidato pembelaannya di Landraad atau pengadilan negeri Bandung, Ir. Soekarno menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Klaagt Aan atau yang dikenal dengan Indonesia Menggugat. Pidato ini oleh banyak pengamat disebut sebagai tesis Bung Karno tentang kolonialisme. Namun, pembelaan itu tidak bisa menghindarkannya dari penjara selama 4 tahun.[pi]

– Semenjak ide-ide perubahan dan nasionalisme mulai masuk ke Indonesia, ada perubahan di dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat. Perubahan itu antara lain mencakup strategi, pemimpin pergerakan, dan cakupan wilayah gerakan. Perlawanan terhadap kolonialisme tidak lagi ditempuh melalui perjuangan bersenjata tetapi menggunakan organisasi atau perkumpulan yang dipimpin oleh kelompok bangsawan terpelajar dengan cakupan wilayah yang lintas etnis dan budaya. Salah satu faktor yang mampu mempersatukannya adalah adanya kesadaran nasional.

Kesadaran itu mulai bangkit setelah periode politik etis diterapkan di Indonesia. Periode ini ditandai oleh munculnya priayi baru yang menempatkan pendidikan sebagai kunci perubahan masyarakat. Oleh karena itu, tidak aneh apabila banyak organisasi pergerakan yang menempatkan pendidikan sebagai tujuan gerakan. Berikut adalah gerakan yang muncul setelah kesadaran nasional mulai muncul di Indonesia.

Budi Utomo

Tokoh utama dari organisasi ini adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa pelajar School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) Jakarta di bawah pimpinan Sutomo. Tujuan pendiriannya adalah untuk de harmonische ontwikkeling van land en volk van Java en Madura atau kemajuan yang harmonis untuk nusa dan bangsa Jawa dan Madura. Terlihat bahwa ”bangsa” yang dimaksud masih dalam lingkup Jawa dan Madura belum meliputi seluruh Indonesia. Ini memang bisa dimengerti karena setiap bentuk gerakan selalu tergantung dari cakrawala berpikir dari para tokoh penggeraknya. Oleh karena itu, ada yang mengatakan bahwa Budi Utomo adalah renaisans atau kebangkitan kembali kebudayaan Jawa. Ada beberapa reaksi yang muncul setelah organisasi ini berdiri, antara lain sebagai berikut.

1) Golongan priayi aristokrat Jawa merasa khawatir akan terganggu eksistensinya karena daya dobrak para priayi terpelajar melebihi etnis Jawa.

2) Pemerintah kolonial Belanda mulai merasa terganggu karena para pemimpin pergerakan itu tidak bisa lagi dibohongi atau diadu domba seperti waktu perlawanan bersenjata dahulu.

3) Para pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah dan perguruan mulai mengikuti jejak dengan membentuk organisasi pergerakan.

Meskipun mendapat beragam reaksi, Budi Utomo mampu berkembang ke berbagai daerah dan membuka cabang di kota-kota besar di Jawa seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung. Bahkan anggotanya bisa mencapai 10.000 orang dari berbagai daerah. Dalam perkembangannya, organisasi ini tidak bisa menghadapi kuatnya dominasi priayi tua yang cenderung takut dengan perubahan. Dalam kongres pertama tanggal 3–5 Oktober 1908 di Yogyakarta, kelompok muda yang revolusioner tersingkir dan Budi Utomo hanya terfokus pada budaya Jawa saja. Kelompok muda akhirnya membentuk organisasi baru seperti Jong Ambon, Jongm Celebes, Jong Minahasa, sementara Budi Utomo menjadi badan berkekuatan hukum setelah mendapat pengakuan dari pemerintah kolonial karena dianggap tidak berbahaya.

Sarekat Islam

Organisasi ini mulanya merupakan perkumpulan para pedagang muslim yang dirintis oleh H. Samanhudi dan R.M. Tirtoadisuryo tahun 1909. Tujuannya untuk melindungi hakhak para pedagang muslim dari monopoli pedagang-pedagang besar Cina. Pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk menghimpun pedagang muslim agar mampu bersaing dengan pedagang dari Arab, India, dan Cina. Tujuan gerakannya adalah meningkatkan perekonomian anggotanya. Organisasi ini kemudian berkembang ke arah politik setelah dipegang oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan berganti nama menjadi Sarekat Islam. Penindasan-penindasan yang dilakukanoleh pemerintah kolonial tidak luput dari perjuangan organisasi ini, apalagi jumlah anggotanya sangat besar. Tujuan gerakan ini antara lain memajukan rakyat dengan cara persaudaraan dan tolong-menolong sesama muslim. Pemerintah akhirnya memberikan kekuatan hukum tahun 1916, sehingga SI bisa mengirimkan anggotanya ke Volksraad.

Sarekat Islam berubah lebih radikal setelah disusupi paham sosialis yang dibawa oleh Sneevliet (pendiri Indische Sosialistische Demokratische Vereeniging atau ISDV). Selain menyebarkan paham sosialis juga terang-terangan menentang kebijakan Tjokroaminoto. Akhirnya, organisasi ini pecah menjadi dua, yaitu SI Putih di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto (Islam) dan SI Merah di bawah Semaun (Sosialis Komunis).

Indische Partij

Inilah organisasi kaum Indo pertama yang menanamkan kesadaran kebangsaan Indonesia. Organisasi yang dirintis oleh Douwes Dekker, bertujuan menghapuskan kolonialisme dan eksploitasi Belanda atas rakyat Hindia Belanda. Pada tahun 1912, ia mengajak Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo untuk mengembangkan organisasi. Sebagai organisasi yang berhaluan nasionalis, anggotanya berlatar belakang lintas etnis dan budaya. Oleh karena itu, semboyan organisasi ini adalah Hindia untuk bangsa Hindia. Indische Partij adalah partai politik pertama yang terang-terangan menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat Belanda memperingati 100 tahun kemerdekaannya dari Prancis, Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang berjudul Als Ik een Nederlander was atau Seandainya Saya Seorang Belanda. Tulisan ini berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda atas rencana pengumpulan dana bagi peringatan tersebut. Akhirnya, pada tahun 1913 Indische Partij dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan para tokohnya menyebar ke berbagai organisasi.

Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang bertujuan memurnikan pelaksanaan ajaran agama Islam. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Gerak dakwah organisasi ini adalah memajukan pengajaran dan kesejahteraan para anggotanya dengan cara mendirikan sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan. Pada tahun 1914, organisasi ini mendapat pengakuan dari pemerintah dan mendapat sambutan dari rakyat.

Dalam waktu yang singkat, Muhammadiyah mampu mendirikan cabangnya di Padang, Makassar, Bandung, Jakarta, dan kotakota besar di Indonesia. Jumlah anggotanya pun juga dengan cepat

Perhimpunan Indonesia

Organisasi inilah sesungguhnya yang meletakkan dasar-dasar nasionalisme Indonesia. Semula, organisasi yang berdiri tahun 1908 ini bernama Indische Vereeniging, bersifat moderat. Kedatangan para tokoh eks Indische Partij ke Belanda tahun 1913 mampu memompa semangat para mahasiswa Indonesia di Belanda. Iwa Kusumasumantri menjadi ketua dan menyatakan tiga prinsip organisasi. Pertama, Indonesia menentukan nasibnya sendiri. Kedua, kemampuan dan kekuatan sendiri. Ketiga, persatuan dalam menghadapi Belanda. Pada tahun 1925, berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dan semakin aktif di dalam menghadapi kolonialisme, antara lain dengan mengikuti Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional di Paris tahun 1926. Pada tahun 1927, PI menghadiri Liga Antikolonial di Brussels. Nazir Datuk Pamuntjak menyampaikan pidato berjudul Indonesia en der Vrijheidstrijd.

Pada tahun 1925, PI mengeluarkan manifesto politik yang isinya sebagai berikut. Pertama, kesatuan nasional yaitu untuk mendirikan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu maka segala perbedaan etnis primordial harus ditiadakan. Kedua, solidaritas yaitu menyamakan persepsi dan menghilangkan perbedaan untuk menghadapi kolonialisme. Ketiga, nonkooperasi yaitu kesadaran bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah sukarela tetapi harus dicapai dengan perjuangan. Keempat, swasembada yaitu mengandalkan kekuatan sendiri untuk membangun kehidupan bangsa agar sejajar dengan bangsa kolonial. Keempat ideologi tersebut mampu membuka jalan bagi lahir dan berkembangnya nasionalisme Indonesia. Apalagi para mahasiswa kita di negeri Belanda juga mengetahui adanya Wilson 14 point yang antara lain berisi kemerdekaan untuk menentukan nasib bangsa sendiri.

Partai Nasional Indonesia

Tokoh utama partai ini adalah Ir. Soekarno. Organisasi ini didirikan tanggal 4 Juli 1927 oleh para mahasiswa yang sedang melaksanakan studi di Bandung dan semakin populer setelah PKI dilarang oleh pemerintah. Tujuan gerakannya adalah kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu sifatnya radikal. Salah satu metode yang diterapkan oleh partai ini adalah rapat-rapat akbar. Dengan cara ini maka rakyat bisa mengikuti pendidikan politik secara langsung dari para pemimpinnya.

Akibat perlawanannya dengan pemerintah, banyak para tokohnya yang ditangkap oleh pemerintah dan dipenjara atau dibuang ke berbagai daerah. Dalam pidato pembelaannya di Landraad atau pengadilan negeri Bandung, Ir. Soekarno menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Klaagt Aan atau yang dikenal dengan Indonesia Menggugat. Pidato ini oleh banyak pengamat disebut sebagai tesis Bung Karno tentang kolonialisme. Namun, pembelaan itu tidak bisa menghindarkannya dari penjara selama 4 tahun.[pi]

Tags:

perkembangan nasionalisme pada awal perkembangannya, Deskripsikan perkembangan nasionalisme pada awal perkembangannya, coba deskripsikan perkembangan nasionalisme pada awal perkembangannya