Langkah-langkah untuk Memvalidasi Model Bisnis Startup

Memulai bisnis jauh lebih sulit daripada yang dipikirkan kebanyakan orang. Begitupun dengan dunia startup, kebanyakan mereka memulai dengan percaya diri tetapi terkadang lupa memvalidasi apakah model bisnisnya sudah tepat atau belum. Mereka percaya bahwa ide-ide mereka dapat berhasil dan mengubahnya menjadi unicorn. Itu adalah ekspektasinya, tetapi realitas yang sebenarnya jauh lebih berisiko dan rentan. Dari sekian banyak startup yang berdiri, hanya sekitar 10% dari mereka yang menuai kesuksesan.

rencana bisnis

Menurut Forbes, sebuah startup dapat menjadi sebuah perusahaan yang lebih besar dengan diakuisisi, membuka lebih dari satu kantor, menghasilkan pendapatan lebih dari $20 juta, atau memiliki lebih dari 80 karyawan. Sebuah Start-up tidak seperti perusahaan besar, mereka tidak berjalan dengan rencana yang tetap. Startup merupakan sebuah proses yang terus terjadi, meraih keberhasilan dari kegagalan dan kegagalan yang terjadi, sambil beradaptasi, mengulangi, dan meningkatkan ide-ide awal mereka saat mereka terus belajar dari pelanggan. Ini membentuk definisi lean dari start-up: sebuah perusahaan/organisasi yang dirancang untuk mencari model bisnis yang tepat dan scalable.

Langkah untuk Memvalidasi Model Bisnis Startup

Bisnis didasarkan pada ide dan asumsi. Namun perbedaan antara bisnis yang baik dan bisnis yang buruk terletak pada kemampuan untuk memvalidasi asumsi tersebut. Dengan memvalidasi asumsi inti, kita akan menghemat waktu dan uang karena dapat memastikan model bisnis startup yang dimiliki akan mampu melewati kesulitan, menarik, dan menghasilkan keuntungan.

Value dan growth adalah dua hal yang harus menjadi fokus startup jika ingin sukses. Alih-alih hanya menuliskan rencana bisnis, kita membutuhkan validasi yang tepat sebelum memulainya. Ketika startup memiliki produk yang diterima oleh pasar tetapi mereka kehilangan fokus dalam mengidentifikasi nilai pelanggan, mereka akan gagal.

Hipotesis harus diubah sampai perusahaan bisa membuktikannya. Ketika sebuah perusahaan membuktikan satu hipotesis, mereka harus datang dengan hipotesis baru dan memvalidasinya juga. Semakin banyak value yang dimiliki suatu produk, semakin banyak pengguna yang ingin menggunakannya dan semakin cepat ia tumbuh.

validasi startup

Dengan hipotesis kita mencoba untuk mengantisipasi masa depan yang di inginkan, dan bagaimana mencapainya. Value Hypothesis dan Growth Hypothesis merupakan bagian penting dari proses validasi ide.

Value hypothesis adalah sebuah hipotesis tentang bagaimana suatu produk akan berharga bagi pelanggan potensial. Hipotesis ini berisi tentang nilai yang akan diberikan oleh produk kita kepada pengguna. Kita harus memikirkan bagaimana menawarkan sesuatu yang benar-benar berharga dan dapat memecahkan masalah dari keinginan klien, sehingga mereka tertarik untuk menggunakan atau membeli. Kita dapat membuat asumsi berdasarkan pengetahuan dan jangkauan bisnis yang ingin dicapai. Asumsi ini dapat memberi kita persentase konversi yang akan didapat dalam jangka waktu pendek dan menengah.

Sedangkan Growth Hypothesis adalah anggapan rencana tentang bagaimana bisnis kita akan tumbuh atau berkembang di masa depan. Hipotesis ini membuat bisnis scalable dan berkelanjutan sepanjang waktu. Juga memungkinkan untuk mengetahui apakah bisnis yang ingin kita mulai itu valid atau tidak? Dan jika kita memiliki jumlah klien tertentu apakah mampu untuk mendukung struktur biaya, dan prosesĀ  produksi? Dengan cara itu, Kita dapat memvalidasi di awal apakah startup ini bisa berkelanjutan dan layak untuk sebuah bisnis yang ingin kita mulai.

Kesimpulan
Memvalidasi model bisnis startup bergantung pada tiga perilaku utama: mendefinisikan, menguji, dan mengoreksi. Kita tidak bisa memvalidasi tanpa memiliki serangkaian asumsi yang jelas tentang apa yang di uji. Jadi, jika kita belum mendefinisikan hipotesis dengan cermat maka akan sulit untuk memvalidasi apakah startup tersebut akan menarik atau tidak.

Dalam hal pengujian dan validasi, startup harus terjun ke dunia nyata dan tidak hanya duduk di depan layar menghitung angka. Riset pasar, laporan, perhitungan adalah alat yang hebat untuk memvalidasi model bisnis startup, tetapi kita juga perlu menekankan pendapat, angka, dan temuan aktual. Validasi tidak bisa hanya asumsi tetapi harus didasarkan pada bukti dan data yang dikumpulkan.

Akhirnya, hal penting yang harus disadari tentang model bisnis adalah bahwa itu harus fleksibel. Ketika kita memvalidasi hipotesis mungkin akan menemukan bahwa segala sesuatunya memerlukan perbaikan. Jangan takut untuk menjalani proses ini dan mengubah model bisnis. Hal terbaik untuk diingat adalah bahwa gagal lebih awal jauh lebih baik daripada gagal yang terlambat.